7 Jun 2010

Ilmu Itu Mesti Didatangi

Tentang perkataan al-Imam Malik “ilmu itu didatangi dan tidak mendatangi” ketika kholifah Harun ar-Rosyid memintanya untuk mengajari Makmun, ia (al-Imam Malik, pent) berkata : “datanglah ke masjid an-Nabawi” tempat dimana al-Imam Malik mengajar. Apakah ini bertentangan dengan perkataan kita tadi bahwa seorang da’i datang kepada mad’u?

Jawaban:

Ini tidak bertentangan, dan masalah ini sebagaimana yang telah kami sebutkan pada banyak masalah bahwa ini ada perinciannya. Pada asalnya dahulu, bahkan pada petunjuk Nabi shollallohu alaihi wa sallam bahwa manusia yang berhijroh ke Nabi shollallohu alaihi wa sallam, mendatanginya dan Nabi mengajari mereka. Ini adalah asalnya pada manusia. Akan tetapi terkadang jika ada penghalang antara manusia dan hijroh hal ini tidak mencegah dari diutusnya seseorang kepada mereka yang akan mengajari mereka. Oleh karena itu, Nabi shollallohu alaihi wa sallam mengutus sebagian shohabatnya untuk mengajari manusia. Beliau mengutus Mu’adz ke Yaman dan ke Syam untuk mengajari manusia. Dan beliau juga mengutus sebagian shohabatnya untuk mengajari manusia ke Madinah sebelum hijroh.

Maka jika sebagian masalah rancu bagi kalian, kembalilah kepada petunjuk Nabi shollallohu alaihi wa sallam. Jika ilmu itu harus didatangi, kenapa Nabi shollallohu alaihi wa sallam mengirim sebagian orang untuk mengajari manusia. Kemudian setelah meninggalnya Nabi shollallohu alaihi wa sallam, banyak shohabat keluar dari Madinah untuk mengajari manusia dan untuk memahamkan mereka. Maka masalah ini punya perincian.

Pada asalnya para penuntut ilmu merekalah yang mendatangi para ‘ulama, karena para ‘ulama tidak mungkin datang ke setiap tempat, (para penuntut ilmu) belajar dan menuntut ilmu pada mereka. Akan tetapi jika ada penghalang antara sebagian penuntut ilmu dan sebagian manusia dari hijroh dan datang kepada para ‘ulama maka tidaklah dilarang bagi seorang ‘ulama untuk mempertimbangkan dan datang kepada mereka untuk mengajari mereka. Maka yang ini termasuk Sunnah dan yang itu termasuk Sunnah.

Dan aku selalu memperingatkan dari mengambil perkataan sebagian Salaf dan tidak memperhatikan perkataan lainnya yang bertentangan dengannya, dan membuat hukumnya umum. Jadi perkataan ini, ini benar, dan ini adalah pada asalnya, oleh karena itu perhatikanlah! Manusia berhijroh kepada Nabi shollallohu alaihi wa sallam. Akan tetapi apakah Nabi shollallohu alaihi wa sallam mengatakan : “Tidaklah kami mengajarkan ilmu kepada manusia yang didatangi kepada mereka dan kita tidak mengutus seorangpun”? Tidak.

Maka bagi orang yang mampu datang, belajar dan bertafaqquh. Dan barangsiapa yang antaranya dengan hijroh terhalang dengan suatu urusan seperti kelemahan dan yang lainnya, maka Nabi shollallohu alaihi wa sallam mengutus kepada mereka orang yang mengajari mereka.

Jika rancu sebagian perkara maka kembalilah kepada petunjuk Nabi shollallohu alaihi wa sallam sehingga jelaslah perkara. Dan kami selalu tidak menganggap ditaqrirnya sesuatu dari agama ini kecuali dengan dalilnya. Maka ini adalah dalil yang jelas dan nyata bahwa ditempuh cara yang ini dan yang itu. Asalnya bagi para ‘ulama adalah mereka didatangi, akan tetapi jika ada penghalang antara sebagian manusia untuk datang kepada para ‘ulama, maka para ‘ulama mempertimbangkan untuk pergi ke sebagian tempat untuk mengajari manusia. Na’am.

***

[Diterjemahkan dari rekaman Dauroh Masyayikh Madinah di Kebun Teh Wonosari Lawang – Malang Juli 2007. File : syaikh ibrohim 3.mp3 >> 65:46 - 69:12]
http://tholib.wordpress.com/2007/08/26/fatwa-%E2%80%93-ilmu-itu-mesti-di-datangi/

Semarak Dakwah Di Dunia Maya:
http://muslim.or.id/dari-redaksi/semarak-dakwah-di-dunia-maya.html

MENGKOMERSILKAN JARINGAN INTERNET UNTUK BERDAKWAH..?
http://www.facebook.com/notes/abu-muhammad-herman/mengkomersilkan-jaringan-internet-untuk-berdakwah/10150110027985175

(Oleh : Syaikh Ibrahim bin ‘Amir ar-Ruhaili hafizhahullah)

Tiada ulasan:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...