10 Jun 2010

Kisah Saudagar 4 Zaujah

Alkisah,

Ada seorang pedagang kaya yang mampu mempunyai empat orang zaujah

Dia mencintai zaujah yang keempat, dan menganugerahinya harta dan kesenangan yang banyak. Sebab, dialah yang tercantik di antara semua zaujahnya. Pemuda ini selalu memberikan yang terbaik buat zaujah keempatnya ini.

Pedagang itu juga mencintai zaujahnya yang ketiga. Dia sangat bangga dengan zaujahnya ini, dan selalu berusaha untuk memperkenalkan wanita ini kepada semua temannya. Namun, ia juga selalu khawatir kalau zaujahnya ini akan lari dengan pemuda yang lain.

Begitu juga dengan zaujah yang kedua. Ia pun sangat menyukainya. Ia adalah zaujah yang sabar dan memahami. Apabila pedagang ini mendapat masalah, dia selalu meminta pertimbangan zaujahnya ini. Dialah tempat bergantung. Dia selalu menolong dan mendampingi suaminya, melewati masa-masa yang sulit.

Sama halnya dengan zaujah yang pertama. Dia adalah pasangan yang sangat setia. Dia selalu membawa kebaikan bagi kehidupan keluarga ini. Dialah yang merawat dan mengatur semua kekayaan dan usaha sang suami. Akan tetapi, sang pedagang tak begitu mencintainya. Walaupun zaujah pertama ini begitu sayang padanya, namun pedagang ini tak begitu mempedulikannya.

Suatu ketika, si pemuda sakit. Lama kemudian ia menyedari bahawa ia akan segera meninggal. Dia berkata dalam hati. "Saat ini, aku punya 4 orang zaujah. Namun, saat aku meninggal, aku akan sendiri, Betapa menyedihkan jika aku harus hidup sendiri."

Lalu ia bertanya pada zaujah yang keempat "Kaulah yang paling kucintai, kuberikan kau gaun dan perhiasan yang indah. Sekarang, jika aku mati, mahukah kau mendampingiku dan menemaniku?"

"Tentu saja tidak." jawab zaujah keempat

Pedagang itu sedih dan kemudian bertanya pada zaujah yang ketiga,"Akupun mencintaimu sepenuh hati, dan saat ini hidupku akan berakhir, mahukah kau ikut menemaniku?"

"Hidup ini begitu indah disini, aku akan menikah lagi jika kau mati." jawab zaujah ketiga.

Pedagang itu begitu terpukul.

Lalu ia bertanya pada zaujah kedua,"Aku selalu berpaling padamu setiap kali mendapat masalah, dan kau selalu membantuku. Kini, mahukah kau ikut denganku?"

"Maafkan aku, aku hanya boleh menemanimu sampai liang kubur saja. Nanti akan kubuatkan makam yang indah buatmu." jawab zaujah kedua.

Sang pedagang kini merasa putus asa.

Tiba-tiba ia mendengar suara ,"Aku akan tinggal denganmu, aku akan ikut kemanapun kau pergi. Aku tak akan meninggalkanmu, aku akan setia bersamamu."

Sang pedagang lalu menoleh, dan mendapati zaujah pertamanya disana. Dia tampak begitu kurus. Badannya tampak seperti orang kelaparan. Merasa menyesal, sang pedagang lalu berkata,"Kalau saja aku merawatmu lebih baik saat ku mampu, tak kubiarkan kau seperti ini wahai zaujahku."


Sahabat,

sesungguhnya kita mempunyai 4 orang zaujah dalam hidup ini.

Zaujah yang keempat adalah tubuh kita. Seberapapun banyak waktu dan biaya yang kita keluarkan untuk tubuh kita, supaya tampak indah, semuanya akan hilang. Ia akan pergi kalau kita meninggal. Tak ada keindahan dan kegagahan yang tersisa disaat kita menghadap-Nya

Zaujah yang ketiga, adalah status sosial dan kekayaan. Saat kita meninggal, semuanya akan pergi kepada yang lain. Mereka akan berpindah, dan melupakan kita yang pernah memilikinya.

Zaujah kedua adalah kerabat dan teman-teman. Seberapapun dekat dengan mereka, mereka tak akan boleh bersama kita selamanya. Hanya sampai kuburlah mereka akan menemani kita.

Sahabat,

Sesungguhnya, zaujah pertama adalah jiwa kita dan amal kita.

Mungkin, kita sering mengabaikan dan melupakannya demi kekayaan dan kesenangan pribadi. Namun, sebenarnya, hanya jiwa dan amal kita sajalah yang mampu untuk terus setia mendampingi kemanapun kita melangkah.

Hanya amal yang mampu menolong kita di akhirat kelak. Jadi, selagi mampu, perlakukanlah jiwa dan amal kita dengan bijak. Jangan sampai kita menyesal nanti.



Friday, May 21, 2010 at 1:57pm

Tiada ulasan:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...