10 Jun 2010

Hidup Adalah Pilihan

Ada 2 buah bibit tanaman yang terhampar di sebuah ladang yang subur. Bibit 1 berkata, “Aku ingin tumbuh besar. Aku ingin menjejakkan akarku dalam-dalam ke tanah ini, dan menjulangkan tunasku tinggi-tinggi di atas kerasnya tanah ini. Aku ingin membentangkan semua tunasku, aku ingin merasakan kehangatan sinar matahari dan kelembutan embun pagi di pucuk-pucuk daunku.”

Dan bibit itu pun tumbuh, makin menjulang.

Bibit 2 bergumam, “Aku takut. Jika kutanamkan akarku ke dalam tanah ini, aku tak tahu, apa yang akan kutemui di bawah sana. Bukankah di sana sangat gelap? Dan jika kuteroboskan tunasku ke atas, bukankah nanti keindahan tunas-tunasku akan hilang? Tunasku ini pasti akan di koyak-koyak oleh hewan-hewan pemakan tumbuhan. Dan pasti, jika aku tumbuh dan merekah, semua anak kecil akan berusaha mencabutiku dari tanah. Tidak … akan lebih baik jika akau tetap di sini saja.”

Dan bibit itu pun menunggu dalam kesendirian.

Beberapa pekan kemudian, seekor ayam mengais tanah itu, menemukan bibit yang kedua tadi, dan segera mematuk, memakannya.

(Dalam Hidup selalu saja ada pilihan. Selalu ada lakon-lakon yang harus kita jalani. Namun, seringkali kita berada dalam ke-pesimistis-an, ketakutan, keraguan dan kebimbangan yang tanpa kita sadari, kadangkala kita sendirilah yang menciptakannya. Kita kerap terbuai dengan berbagai ALASAN untuk tidak mau melangkah, tak mau menatap hidup. Karena hidup adalah pilihan, maka pilihlah dengan bijak dan hadapilah dengan gagah berani).

Tiada ulasan:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...